Banjir Sumut Aceh Sumbar dalam beberapa hari terakhir mengubah banyak desa menjadi lautan lumpur. Hujan deras berjam-jam, longsor di lereng bukit, dan meluapnya sungai membuat ribuan warga harus meninggalkan rumah. Di tengah sisa kayu, lumpur, dan bangunan roboh, petugas terus memperbarui daftar korban tewas dan jumlah pengungsi yang tersebar di berbagai pos darurat.
Dampak Banjir Sumut Aceh Sumbar terhadap Warga
Di Sumatera Utara, banjir bandang menyapu permukiman yang berada di bantaran sungai dan kaki gunung. Banyak warga mengaku tidak sempat menyelamatkan harta benda karena air datang sangat cepat pada malam hari. Sebagian rumah hanya menyisakan pondasi, sementara kendaraan dan perabotan hilang tertimbun lumpur dan kayu gelondongan.
Situasi tak jauh berbeda terjadi di Aceh. Sejumlah kecamatan terisolasi karena jalan utama tertutup material longsor. Jembatan penghubung antar desa putus sehingga bantuan hanya bisa dikirim menggunakan perahu karet atau jalur darat memutar yang membutuhkan waktu berjam-jam. Warga yang bertahan di rumah terpaksa menghemat air bersih dan bahan makanan.
Di Sumatera Barat, banjir dan longsor membuat aliran listrik padam di beberapa wilayah. Sekolah dan fasilitas publik beralih fungsi menjadi tempat pengungsian sementara. Anak-anak dan lansia menjadi kelompok paling rentan karena kelelahan, kedinginan, dan minimnya fasilitas kesehatan di tenda darurat.
Daftar Korban Tewas dan Pengungsi Banjir
Hingga laporan ini dibuat, petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan masih melakukan penyisiran di sungai dan area yang tertimbun material kayu. Setiap hari, data korban terus diperbarui seiring ditemukannya jenazah baru maupun laporan warga yang kehilangan anggota keluarga.
Di beberapa kabupaten, pemerintah daerah merilis daftar nama korban tewas yang ditempel di posko utama agar keluarga bisa melakukan pencocokan. Selain itu, pos pelayanan pengungsi mencatat identitas warga yang mengungsi, mulai dari usia, kebutuhan khusus, hingga kondisi kesehatan, untuk memudahkan penyaluran bantuan.
Update Korban Banjir Sumut Aceh Sumbar per Kabupaten
Petugas mencatat ada desa yang hampir seluruh warganya mengungsi karena rumah rusak berat. Di tempat lain, pengungsi berasal dari permukiman yang masih tergenang sampai setinggi pinggang orang dewasa. Sementara itu, ada pula wilayah yang warganya memilih bertahan di rumah dua lantai dan hanya menerima logistik melalui perahu.
Jumlah korban tewas diperkirakan masih bisa bertambah karena sejumlah orang belum ditemukan. Proses identifikasi dilakukan di rumah sakit rujukan dengan melibatkan keluarga korban. Untuk mencegah informasi simpang siur, pemerintah daerah mengimbau warga merujuk pada data resmi yang diumumkan di posko dan kanal resmi pemerintah.
Upaya Evakuasi, Bantuan, dan Tanggung Jawab Pemerintah
Di lapangan, tim SAR terus mengevakuasi warga yang terjebak di atap rumah maupun kebun yang sulit dijangkau. Relawan lokal membantu menyediakan dapur umum, selimut, dan pakaian layak pakai. Sejumlah komunitas juga menggalang donasi untuk membeli kebutuhan mendesak seperti makanan bayi, obat-obatan, dan perlengkapan kebersihan.
Pemerintah pusat dan daerah menjanjikan bantuan perbaikan rumah, pembangunan kembali jembatan, serta program pemulihan ekonomi bagi warga yang kehilangan ladang dan tempat usaha. Namun warga berharap komitmen itu tidak hanya berhenti pada kunjungan singkat pejabat. Mereka menuntut penataan kembali daerah aliran sungai, penghentian pembalakan liar, dan sistem peringatan dini yang benar-benar berfungsi agar tragedi banjir seperti di Sumut, Aceh, dan Sumbar tidak terus berulang.
Berita sport Terupdate hanya di https://pafibelawankota.org
Leave a Reply