PM Thailand minta Trump Ketegangan di perbatasan Thailand–Kamboja kembali menjadi sorotan setelah Perdana Menteri (PM) Thailand meminta campur tangan Donald Trump sebagai pemimpin Amerika Serikat. Bangkok berharap Trump dapat menggunakan pengaruh diplomatiknya untuk mendesak Kamboja menghentikan kontak senjata dan membuka ruang dialog di wilayah perbatasan yang memanas dalam beberapa hari terakhir.

PM Thailand Minta Trump Turun Tangan
Dalam keterangan resmi usai rapat kabinet, PM Thailand menilai situasi keamanan di perbatasan tidak bisa dibiarkan berlarut karena berpotensi mengancam warga sipil di kedua negara. Oleh karena itu, PM Thailand minta Trump mengirim sinyal kuat kepada Phnom Penh agar segera menahan diri dan kembali mematuhi kesepakatan gencatan senjata yang pernah disepakati sebelumnya.Menurutnya, hubungan Thailand dan Amerika Serikat selama ini cukup erat di bidang keamanan dan ekonomi. Ia meyakini, bila Washington mengambil sikap tegas, Kamboja akan lebih berhati-hati dalam mengerahkan pasukan maupun persenjataan berat di sekitar garis demarkasi yang masih diperselisihkan.
PM Thailand Minta Trump Tekan Kamboja Hentikan Serangan
PM menegaskan, permintaan kepada Trump bukan untuk memperluas konflik, melainkan mendorong terciptanya gencatan senjata yang kredibel. Ia menuduh beberapa insiden tembakan artileri dan manuver pasukan Kamboja menyebabkan kepanikan warga di desa-desa Thailand yang hanya berjarak beberapa kilometer dari garis perbatasan.
Risiko Konflik Berkepanjangan di Perbatasan
Pemerintah Thailand khawatir, tanpa tekanan internasional, ketegangan bisa berubah menjadi konflik berkepanjangan. Selain kerusakan fasilitas umum, aktivitas perdagangan lintas batas terancam lumpuh. Padahal ribuan warga di kedua sisi perbatasan menggantungkan hidup pada pasar tradisional dan jalur logistik yang setiap hari dilalui truk barang.
Respons Kamboja dan Sikap Negara Tetangga
Di pihak lain, Kamboja menyatakan pasukannya hanya merespons provokasi dan melindungi wilayah kedaulatan negara. Juru bicara pemerintah Kamboja meminta Thailand menahan diri serta menyelesaikan sengketa perbatasan melalui komisi bersama, bukan melalui tekanan negara lain. Meski begitu, Phnom Penh belum menutup pintu perundingan yang dimediasi pihak ketiga.Sejumlah negara di kawasan, termasuk anggota ASEAN, menyerukan agar kedua pihak segera menurunkan tensi. Mereka mengingatkan kembali prinsip penyelesaian damai yang tertuang dalam Piagam ASEAN. Organisasi regional itu juga siap memfasilitasi pertemuan tingkat menteri luar negeri bila situasi terus memburuk.
Seruan Dialog Damai demi Stabilitas Kawasan
Pengamat hubungan internasional menilai langkah PM Thailand minta Trump ikut bicara mencerminkan kekhawatiran Bangkok terhadap stabilitas domestik dan kawasan. Konflik berkepanjangan dikhawatirkan mengganggu pariwisata Thailand, jalur logistik strategis, serta investasi asing yang membutuhkan kepastian keamanan jangka panjang.Mereka mengingatkan bahwa solusi berkelanjutan tidak hanya bergantung pada tekanan negara besar, tetapi juga komitmen kedua pihak menjaga kepercayaan. Transparansi pergerakan pasukan, mekanisme komunikasi darurat, hingga patroli gabungan bisa menjadi opsi mengurangi salah paham di lapangan.
Hingga kini, Thailand masih menunggu respons resmi Amerika Serikat atas permintaan tersebut. Sementara itu, warga di wilayah perbatasan berharap pemerintah kedua negara segera mencapai gencatan senjata permanen, sehingga aktivitas sehari-hari dapat kembali berjalan normal tanpa bayang-bayang ledakan dan suara tembakan.
Berita sport Terupdate hanya di https://pafibelawankota.org












Leave a Reply