Tumpukan sampah Tangsel di sejumlah titik di Tangerang Selatan (Tangsel) kembali memicu keluhan warga. Kantong-kantong sampah yang menumpuk di pinggir jalan atau dekat permukiman membuat aktivitas harian terasa terganggu. Banyak warga mengeluh karena bau menyengat, lingkungan terlihat kumuh, dan muncul kekhawatiran soal kesehatan, terutama bagi anak-anak dan lansia.
Kondisi seperti ini biasanya tidak terjadi tiba-tiba. Ada rangkaian masalah dari kebiasaan di rumah, sistem pengumpulan, sampai jadwal pengangkutan. Karena itu, penanganan yang efektif perlu dilakukan bersama—bukan hanya mengangkut sampah saat menumpuk, tetapi juga membenahi penyebabnya agar tidak berulang.

Mengapa Tumpukan sampah Tangsel Bisa Terjadi?
Beberapa penyebab yang sering muncul adalah keterlambatan pengangkutan, kapasitas tempat penampungan sementara (TPS) yang tidak sebanding dengan volume sampah, dan meningkatnya sampah rumah tangga pada waktu tertentu seperti akhir pekan. Selain itu, sampah yang tercampur antara organik dan anorganik membuat proses penanganan lebih lambat karena tidak bisa langsung dipilah dan diolah.
Titik pembuangan yang tidak tertutup juga memperparah masalah. Sampah lebih mudah berserakan karena angin atau diacak hewan, sehingga terlihat lebih banyak dan menimbulkan bau lebih cepat. Jika dibiarkan beberapa hari, tumpukan kecil dapat berubah menjadi “gunungan” yang menyulitkan pembersihan.
Dampak yang Dirasakan Warga gara – gara tumpukan sampah Tangsel
Tumpukan sampah Tangsel bukan cuma mengganggu pemandangan. Dampaknya bisa dirasakan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Bau menyengat dapat menurunkan kenyamanan, terutama pada pagi dan malam hari saat udara lembap. Sampah yang menyumbat saluran air juga bisa memicu genangan dan banjir kecil saat hujan.
Selain itu, tumpukan sampah berpotensi meningkatkan populasi lalat, kecoa, dan tikus. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit, terutama jika warga berada dekat lokasi penumpukan. Di beberapa lingkungan, masalah sampah juga memicu konflik sosial, misalnya saling menyalahkan terkait siapa yang membuang sampah sembarangan atau siapa yang bertanggung jawab mengatur titik buang.
Langkah Cepat yang Bisa Dilakukan Bersama
Solusi yang paling realistis biasanya gabungan antara aksi cepat dan perbaikan sistem. Aksi cepat penting untuk mengurangi dampak langsung, sedangkan perbaikan sistem diperlukan agar masalah tidak terus berulang.
Peran Warga dan RT/RW
Warga bisa memulai dari hal sederhana: membuang sampah sesuai jam yang disepakati, menggunakan wadah tertutup, dan melakukan pemilahan minimal organik serta anorganik. RT/RW dapat membantu dengan menetapkan titik kumpul yang jelas, mengatur jadwal kerja bakti saat darurat, dan membuat saluran laporan (misalnya grup WhatsApp) agar penumpukan cepat diketahui.
Jika memungkinkan, sampah organik seperti sisa sayur dan buah dapat diolah menjadi kompos sederhana. Cara ini membantu mengurangi volume sampah yang harus diangkut ke TPS. Sedangkan sampah anorganik bernilai seperti botol plastik dan kardus bisa disalurkan ke bank sampah atau pengepul.
Peran Pemerintah dan Pengelola tumpukan sampah Tangsel
Di sisi lain, jadwal pengangkutan perlu konsisten dan transparan, terutama pada titik yang sering menjadi langganan penumpukan. Evaluasi kapasitas TPS, penambahan kontainer tertutup, dan penataan lokasi buang dapat membantu mencegah sampah berserakan. Edukasi pemilahan sampah dan penegakan aturan pembuangan juga penting agar pembuang liar tidak semakin banyak.
Sebagai referensi umum, Anda bisa membaca tentang Kota Tangerang Selatan di Wikipedia, konsep pengelolaan sampah di Wikipedia, serta kanal edukasi Liputan6 yang membahas isu sampah.
Tips Praktis Agar Sampah Tidak Cepat Menumpuk
Agar tumpukan sampah Tangsel tidak berulang, lakukan kebiasaan kecil yang konsisten. Pisahkan sampah dari rumah, kurangi penggunaan kantong sekali pakai, dan gunakan wadah yang tertutup rapat. Biasakan menyetor botol plastik atau kardus ke bank sampah bila tersedia. Semakin sedikit sampah tercampur yang dibuang, semakin mudah proses pengangkutan dan pengolahannya.
Selain itu, hindari membuang sampah di luar jadwal karena itu sering menjadi pemicu titik baru penumpukan. Jika melihat lokasi mulai penuh, laporkan ke pengurus lingkungan agar bisa dikoordinasikan lebih cepat sebelum menumpuk parah.
Penutup
Keluhan warga Tangsel gara-gara tumpukan sampah adalah sinyal bahwa pengelolaan perlu dibenahi dari hulu ke hilir. Dengan kolaborasi warga, RT/RW, dan perbaikan layanan pengangkutan, lingkungan bisa kembali bersih dan nyaman. Mulai dari langkah kecil di rumah, lalu dorong perbaikan sistem secara rutin agar masalah sampah tidak jadi siklus yang terus terulang.
Berita sport Terupdate hanya di https://pafibelawankota.org












Leave a Reply