Wali Kota Sibolga Hilang, Jalan Kaki 4 Hari Terjang Banjir
Wali Kota Sibolga hilang sempat jadi kabar yang membuat warga panik. Di tengah banjir besar yang melanda kawasan Sibolga dan sekitarnya, nama orang nomor satu di kota itu tiba-tiba tidak bisa dihubungi. Telepon genggamnya mati, rombongan pengawal terpisah, dan laporan resmi hanya menyebut beliau sedang melakukan peninjauan. Di media sosial, warganet langsung bertanya-tanya: apakah wali kota selamat, atau justru ikut jadi korban bencana?
Wali Kota Sibolga Hilang Saat Banjir Bandang Menerjang
Banjir bandang diawali hujan deras berjam-jam yang mengguyur wilayah pegunungan di atas kota. Sungai meluap, membawa material lumpur dan kayu. Sejumlah jembatan rusak, akses jalan utama putus, dan listrik di beberapa kecamatan padam total. Dalam situasi kacau inilah, Wali Kota Sibolga hilang kontak setelah berangkat ke salah satu wilayah terdampak menggunakan kendaraan roda empat.
Rombongan sempat melintasi jalan tanah yang sudah licin. Di tengah perjalanan, kendaraan tidak bisa lagi bergerak karena genangan air terus naik. Rute balik tertutup longsor, sementara sinyal seluler benar-benar hilang. Rombongan akhirnya memilih berjalan kaki mengikuti jalur setapak yang biasa dipakai warga menuju desa tetangga.
Perjalanan Empat Hari Menembus Desa Terisolasi
Perjalanan yang awalnya hanya diperkirakan beberapa jam berubah menjadi drama empat hari. Rombongan harus menyeberangi sungai kecil yang arusnya menguat, memutari tebing yang tertutup longsor, hingga bermalam di rumah warga yang masih bertahan di dataran tinggi.
Jejak Wali Kota Sibolga Hilang di Tengah Putusnya Komunikasi
Setiap kali singgah di kampung yang mereka lewati, kabar tentang wali kota Sibolga hilang justru baru diterima warga dari radio atau grup pesan singkat. Mereka terkejut ketika menyadari orang yang datang membawa kabar dan bantuan seadanya ternyata sang wali kota sendiri. Namun karena tidak ada sinyal, informasi bahwa wali kota dalam keadaan selamat tetap tidak bisa segera diteruskan ke pusat komando di kota.
Respons Pemerintah Daerah dan Pencarian Warga
Di pusat kota, tim gabungan BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pencarian. Fokus mereka bukan hanya pada pejabat, tetapi juga ribuan warga yang mengungsi atau terjebak di rumah masing-masing. Helikopter dikerahkan untuk memetakan kerusakan dan mencari jalur udara yang memungkinkan pengiriman logistik.
Begitu wali kota akhirnya tiba di posko utama setelah empat hari berjalan kaki, ia langsung menggelar rapat darurat. Pemerintah daerah berjanji mempercepat pendataan korban, memperbaiki akses jalan utama, dan menambah titik pengungsian yang aman bagi anak-anak dan lansia.
Pelajaran dari Banjir Besar di Sibolga dan Sekitarnya
Peristiwa ini menjadi alarm keras tentang pentingnya mitigasi bencana. Curah hujan ekstrem diprediksi akan semakin sering terjadi, sehingga daerah rawan banjir dan longsor butuh sistem peringatan dini yang lebih kuat. Selain itu, tata kelola lingkungan—seperti pengawasan pembukaan lahan dan penebangan hutan—harus diperketat agar aliran sungai tidak lagi tersumbat.
Bagi warga, kisah rombongan yang sempat dinyatakan hilang namun akhirnya kembali dengan selamat menjadi penguat semangat di tengah duka. Sementara bagi pemerintah, pengalaman ini diharapkan menjadi titik balik untuk membangun sistem penanganan bencana yang lebih sigap, transparan, dan berpihak pada keselamatan masyarakat.
Berita sport Terupdate hanya di https://pafibelawankota.org













Leave a Reply