Istri gubernur Aceh menjadi sorotan publik setelah pengalaman pribadinya terjebak banjir besar yang melanda sejumlah wilayah. Selama dua hari ia tidak bisa pulang, memilih bertahan di SPBU bersama warga lain yang mengungsi. Kisah ini menggambarkan betapa berat situasi di lapangan saat banjir datang tiba-tiba.

Istri Gubernur Aceh Terjebak Banjir Besar
Banjir besar terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan pegunungan selama berjam-jam. Air dari hulu meluap ke jalan lintas, menutup akses utama yang biasa dilalui rombongan istri gubernur Aceh. Mobil yang ditumpanginya terjebak di tengah kemacetan panjang, sementara ketinggian air terus naik.
Petugas berusaha mengatur arus lalu lintas dan mengalihkan kendaraan ke tempat yang lebih aman. Namun, karena kondisi gelap dan debit air sangat kuat, rombongan diminta menghentikan perjalanan. Mereka lalu diarahkan menuju sebuah SPBU yang posisinya relatif lebih tinggi untuk menghindari arus banjir.
Menginap di SPBU Bersama Warga Pengungsi
Di SPBU itu sudah banyak warga yang lebih dulu mengungsi. Mereka datang dengan pakaian seadanya, membawa anak kecil dan lansia, bahkan ada yang hanya sempat menyelamatkan dokumen penting. Istri gubernur Aceh memilih bergabung di antara warga, duduk di lantai minimarket dan area mushala yang disulap menjadi tempat istirahat darurat.
Malam pertama dilalui dengan penuh kewaspadaan. Listrik beberapa kali padam, suara hujan lebat masih terdengar, dan kabar mengenai jalan yang putus terus berdatangan. Meski begitu, ia ikut membantu menenangkan anak-anak, membagikan makanan ringan, serta berdialog dengan para ibu yang cemas memikirkan rumah mereka.
Istri Gubernur Aceh Jadi Tempat Curhat Korban Banjir
Karena kehadirannya, banyak warga memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan keluhan langsung. Mereka menceritakan kerusakan rumah, sawah yang terendam, dan sulitnya akses bantuan. Istri gubernur mendengarkan satu per satu, mencatat kebutuhan mendesak seperti selimut, makanan bayi, serta obat-obatan sederhana yang mulai menipis.
Nebeng Truk Demi Keluar dari Lokasi Banjir
Setelah dua hari, debit air perlahan surut namun beberapa jembatan masih belum bisa dilalui kendaraan kecil. Aparat kemudian menawarkan solusi: menumpang truk besar yang mengangkut logistik. Istri gubernur Aceh bersama rombongan dan sejumlah warga bersedia nebeng di bak truk, agar bisa segera keluar dari lokasi banjir dan menuju posko utama.
Perjalanan dengan truk itu tidak mudah. Jalanan berlumpur, sesekali kendaraan harus berhenti karena ada longsor kecil. Meski demikian, suasana di atas truk justru terasa hangat. Warga saling menguatkan, sebagian mengabadikan momen tersebut sebagai pengingat betapa beratnya bencana yang mereka alami bersama.
Pelajaran Penting dari Banjir Aceh
Pengalaman terjebak banjir membuat istri gubernur menyaksikan langsung bagaimana masyarakat berjuang di tengah situasi darurat. Ia menilai, ke depan perlu ada peningkatan sistem peringatan dini, jalur evakuasi yang lebih jelas, serta penataan wilayah rawan banjir. Pemerintah daerah juga didorong mempercepat penyaluran bantuan bagi korban yang rumahnya rusak ataupun kehilangan mata pencaharian.
Di sisi lain, solidaritas warga menjadi sisi positif yang patut dicatat. Banyak relawan datang membawa makanan, selimut, dan air minum, sementara pemilik toko di sekitar SPBU mengizinkan ruangnya dipakai istirahat. Kisah ini menunjukkan bahwa ketika bencana datang, kebersamaan antara warga dan pemerintah menjadi kunci untuk bangkit kembali.
Berita sport Terupdate hanya di https://pafibelawankota.org












Leave a Reply